Aku adalah sebatang pena
Selongsong berisi seberkas tinta
Tak peduli berapa banyaknya
Apa warnanya
Aku tetaplah sebatang pena
Yang tergeletak di atas meja
Aku memang tak punya daya
Jika hanya tergeletak di atas meja
Aku ini sebatang pena
Berisi tinta, menanti tangan
Maka tangan, gerakkanlah aku
Goreskanlah aku, agar tintaku pun
tertorehlah
Aku memang sebatang pena tak berdaya di
atas meja
Maka tangan, apakah kau akan jadi
bijaksana
Atau jadi yang bergerak tanpa acuh
Kita adalah pena
Tinta dari sang pencipta sebagai karunia
Lalu kesempatan dan pilihan dariNya pula
Dimana tintamu abadi, itulah yang kau
pilih
Tinta yang sama
Dapat menjelma jadi coretan tak berharga
Dalam kertas cakaran matematika
Namun itu tinta yang sama
Yang mengukir lembar-lembar sejarah
Wahai pena
Karena tintamu bukan tinta keabadian
Sang Pencipta telah menetapkan jatah
Berapapun jatahmu bukanlah soal
Yang paling penting
Kau ini tangan bijaksana
Atau tangan tak acuh?
***
“.....Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum
sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri....” –QS. Ar-Ra’d:11-