Pagi
adalah keajaiban
Ia
mengajarkan banyak hal
Ia
menyimpan semangat, maka himpunlah sebanyak-banyaknya
Saat
langit terbuka, dan Dia menanti doamu
Jangan
sesali pagi
Ialah
pintu kehidupan baru
Berlarilah,
karena pagi hanya untuk orang yang bergegas
Berlombalah
dengan ayam pertama yang berkokok
Dengan
burung pertama yang terbang dari sarang
Dengan
laba-laba yang bersiap membuat jaring baru
Berkejarlah
dengan semburat pertama yang menyeruak dari ufuk timur
Menangkanlah
pagi, karena malam telah usai
Dan
harimu segera dimulai
***
Saat
aku terduduk di pojok angkutan umum. Mengintip keluar lewat jendela. Geliat
pagi selalu menarik untuk dilihat. Saat langit masih menyisakan jejak pelukan
malam. Saat udara masih dingin menyapu kulit. Kota ini perlahan bangun.
Satu-satu anak-anak keluar dari rumah. Berpakaian seragam, rambut dikuncir
rapi, ransel bergambar karakter kesukaan siap di punggung. Langkah melompat-lompat,
tak sabar bertemu kawan di sekolah.
Karyawan
kantor bergegas keluar. Kemeja licin disetrika. Rambut disisir serapi mungkin.
Siap untuk menghabiskan satu hari lagi di ruang kerja. Tapi benarkah pagi
hanyalah sebuah awal untuk rutinitas monoton yang terulang, bak software yang telah terprogram dalam
otak manusia? Bangun-mandi-sarapan-sekolah-pulang?
Sekali
lagi, pagi adalah pintu kehidupan baru. Pagi, saatnya ide baru lahir dari
benak-benak kreatif. Hari akan membesarkan ide itu menjadi sebuah karya. Pagi
adalah kesempatan. Pertanyaannya, apakah kau siap mengambil kesempatan itu?
“Dan Dia-lah yang menjadikan
malam untukmu (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan
siang untuk bangkit berusaha.” -QS. Al-Furqan:47-
Good
morning, world!